Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran meluncurkan serangan rudal yang diklaim sebagai “kuat dan destruktif” terhadap Pangkalan Udara Al-Udeid, markas militer terbesar Amerika Serikat di kawasan, yang berlokasi di dekat ibu kota Qatar, Doha.
Ledakan terdengar menggema di langit Doha pada Senin malam, memicu kepanikan di sejumlah wilayah. Meski begitu, Kementerian Pertahanan Qatar segera mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat serangan tersebut. Tidak ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan akibat insiden ini.
Menurut laporan NBC News, pasukan AS sebelumnya telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran yang ditargetkan ke beberapa lokasi di Irak dan Bahrain. Media semi-resmi Iran juga mengabarkan bahwa serangan serupa telah diluncurkan terhadap pangkalan militer AS di Irak.
Serangan balasan ini terjadi setelah serangan udara AS pada Sabtu lalu, di mana pesawat pengebom B-2 dan rudal jelajah menghantam fasilitas pengembangan nuklir Iran.
Sebagai imbas langsung, harga minyak mentah dilaporkan mengalami penurunan dalam perdagangan hari Senin. Sementara itu, Qatar memutuskan menutup wilayah udaranya sesaat sebelum serangan terjadi.
Di Washington, Presiden Donald Trump bersama Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine dikabarkan sedang memantau situasi secara intensif dari Situation Room di Gedung Putih. Trump sendiri sempat melakukan kunjungan ke pangkalan militer AS di Qatar pada pertengahan Mei lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, melalui pernyataan resmi di platform X, mengutuk keras serangan yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Iran. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Qatar, wilayah udara nasional, serta hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami menegaskan bahwa Negara Qatar berhak memberikan tanggapan secara langsung, sepadan dengan skala dan sifat agresi terang-terangan ini, serta sesuai dengan hukum internasional,” tegas juru bicara tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan lanjutan dari pihak Iran maupun tanggapan resmi dari Pentagon. (***)
Leave a Reply